SALAH satu legenda
terkenal dari Yunani adalah tentang Raja Midas. Raja ini kikirnya minta ampun.
Tamak pula orangnya. Suatu hari, Midas mengundang Silenus, manusia setengah
dewa untuk sekedar ikutan jamuan kerajaan. Dalam jamuan ini, sang dewa itu
dijamu dengan makanan yang paling enak. Setelah kenyang, Silenus memberitahu
kepada Midas bahwa "saya akan memberimu apa yang kamu minta."
"Saya ingin segala yang saya sentuh berubah menjadi
emas!" ujar Midas. Silenus
memenuhi keinginan sang raja. Saat sendirian, sang raja mencoba-coba apakah
khasiat itu telah berfungsi atau belum. Disentuhlah gelas dari China, dan
seketika menjadi emas. Dan, segala yang disentuh olehnya pokoknya jadilah emas.
Namun, saat dia menyentuh puterinya, jadi emas juga ternyata.
Kalau kita punya anak, tapi
anak kita jadi emas, tidak bisa berbicara dengan kita, pasti kita sedih. Si
Midas sedih sekali, sampai dia minta lagi kepada Silenus agar menghilangkan
sentuhan emas itu. "Cucilah tangan engkau di air magis dari Sungai
Pactolus!" Dan, khasiat emas itu pun hilanglah.
Nun jauh disana, Namrudz juga
menjadi raja yang lalim. Menindas saja dia punya kerja. Tuhan, dilupakan saja
olehnya. Fir'aun di jaman nabi Musa as, juga kejam saja dia bertindak. Dia bunuh
anak-anak lelaki yang dia yakini akan ada yang akan menumbangkan kekuasaan dia.
Dia mengaku tuhan! Tapi, habislah juga riwayat keangkuhan dia di tengah lautan.
Para raja diktator di dunia
ini selalu tidak sadar akan kekuasaannya. Pada titik terentu dalam hidupnya,
mereka begitu terlena untuk bertindak apa saja. Karena mereka yakin bahwa
mereka bisa melakukan apa-apa yang mereka mau. Di sini sesungguhnya mereka
telah dilenakan oleh kuasa, sehingga matilah hati-hati mereka. Kering, tandus, dan jauh dari hidayah.
Hitler pernah membunuh orang Yahudi. Tidak jelas berapa
banyak yang dibunuhnya. Bush Senior banyak sudah nyawa orang Afghan dan Irak
dia enyahkan. Mereka sesungguhnya terlena dengan kekuasaannya. Seperti juga Fir'aun, sebenarnya mereka
waswas, karena ada saja bayi umat ini yang akan meruntuhkan arogansi mereka.
Karakter Midas sebenarnya,
bukan hanya dimiliki oleh para raja, rakyat biasa juga bisa terjebak dalam
jebakan itu. Keinginan untuk mendapatkan apa saja, itu yang membuat orang
menjadi buta mata hatinya. Kebiasaan hidup mewah, membuat orang jadi lalai.
Mereka menjadi gerah kalau naik angkot yang penuh sesak, karena selama ini
mereka hidup di dalam kungkungan mobil ber-AC.
Midas sesungguhnya tidak hanya
berwujud raja, tapi juga individu manusia yang tamak dan kikir. Kalau mereka
punya uang, mereka tidak mau mengeluarkan dananya untuk kebaikan. Mereka sangat
perhitungan. Padahal, mereka mendapatkan rezeki yang banyak juga karena
limpahan dari Allah.
Midas-Midas modern, walau
basis cerita ini adalah mitologi Yunani, tapi pesan di dalamnya juga dalam.
Artinya, sekuat apapun kita jangan sampai membuat kita lalai dan mau bertindak
yang aneh-aneh. Syah Jehan di India, sesungguhnya termasuk aneh ketika dia
membuatkan makam bagi istrinya Mumtaz Mahal yang mati dalam sebuah medan
perang. Kalau untuk diniatkan makam, maka tak perlu sampai sebegitu mewah.
Tapi, kalau diniatkan bangunan Taj Mahal itu untuk simbol kedigdayaan, itu juga
kita perlu hati-hati, apalagi sebagai muslim, jangan sampai kita berlebihan
dalam bertindak. []
No comments:
Post a Comment