THOMAS Alfa Edison, dalam tulisan-tulisan tentang dia
dikatakan bahwa pernah kurang lebih 9999 kali melakukan eksperimen. Selalu
gagal, namun kegagalan itu tidaklah menyiutkan nyali Edison sebagai seorang penemu. Ia berkata, ”Saya pasti
akan sukses karena telah kehabisan percobaan yang gagal.” Akhirnya karena ia
berani mencoba ia pun berhasil menemukan lampu pijar dan ketika meninggal ia
memegang 1300 hak paten di dalam dan luar Amerika Serikat.
Kunci dari pemahaman adalah perhatian.
Tidak mungkin kita memahami pelajaran kalau kita tidak betul-betul
memperhatikan. Mukmin Sejati adalah yang memperhatikan sesuatu yang bermanfaat
secara teliti. Ia tidak sembrono ketika membeli, ia tidak asal ketika menjawab
soal ujian, ia tidak sembarangan ketika memutuskan suatu perkara yang amat
penting.
Ada dua hal yang perlu kita perhatikan
dan teliti dalam hidup ini: mikro kosmos dan makrokosmos. Mikro kosmos adalah
fakta yang ada dalam diri kita, sedangkan makro kosmos adalah fakta nyata yang
ada di alam semesta ini. Dengan
memperhatikan mikro kosmos, kita melihat potensi besar yang telah diberikan
Allah kepada kita. Kita melihat bagaimana prosesnya sampai kita menjadi
manusia.
Allah Swt berfirman:
“Dan sesungguhnya
Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah.
Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang
kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal
darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan
tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian
Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah,
Pencipta Yang Paling Baik.” (QS.
Al-Mu’minun: 12-14)
Di ayat yang lain, Allah juga menyuruh kita untuk
berpikir: sebenarnya kita diciptakan dari apa?
“Maka hendaklah
manusia memperhatikan dari apakah dia diciptakan? Dia diciptakan dari air yang
terpancar, yang keluar dari antara tulang sulbi dan tulang dada. Sesungguhnya
Allah benar-benar kuasa untuk mengembalikannya (hidup sesudah mati).” (QS. Ath-Thariq: 5-8)
Tahap perkembangan manusia di dalam rahim bisa
digambarkan sebagai berikut: nuthfah (setetes cairan) à alaqah (sesuatu yang menempel dan melekat pada
rahim) à mudghah
(sepotong daging yang telah dikunyah) à pembentukan tulang dan daging dari mudghah à penentuan jenis kelamin à pembentukan wajah à perkembangan telinga à perkembangan mata à ditiupkan ruh.
Perihal ruh, Allah berfirman:
“Maka apabila
telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya ruh (ciptaan)-Ku, maka
hendaklah kamu tersungkur seraya bersujud kepada-Nya.” (QS. Shad: 72)
Rasulullah Saw juga bersabda tentang
hal ini sebagaimana diriwayatkan oleh Al-Bazzar dari Ibnu Umar, “Ketika Tuhan
menciptakan ruh ke dalam jasad, malaikat yang mengurusi rahim bertanya: ‘Ya
Tuhan, apakah anak laki-laki ataukah anak perempuan?’ dan Tuhan menentukan apa
yang dikehendaki-Nya. Maka malaikat menulis di antara kedua matanya apa saja
yang akan dihadapi dalam hidupnya.”
Pada kening kita ada lanugo
(bulu-bulu halus) seperti sidik jari yang sangat personal. Tak ada dua orang di
muka bumi ini yang sama bentuknya. Pepatah
Mesir mengatakan, “Apa saja yang tertulis di kening, mata akan menyaksikan.”
Ibn Hajar Al-Atsqalani dalam bukunya Fathul
Bari yang berjilid-jilid itu pada bab Kitab al-Qadr mengatakan bahwa tulisan malaikat
terjadi dua kali. Mungkin yang satu pada lembaran dan yang pada kening bayi.
“Tulisan di kening itu adalah tanda
identitas kita dan bahasa yang masih perlu diuraikan. Tulisan hieroglyph Mesir
Kuno baru terurai ketika Napoleon menginvasi Mesir setelah penemuan baru
Rosetta. Dan tetap ada kemungkinan bahwa tulisan pada kening suatu ketika akan
terurai,” demikian tulis Muhammad Ali Albar (2001) dalam bukunya Penciptaan
Manusia kaitan ayat-ayat al-Qur’an dan hadits dengan ilmu kedokteran.
Setelah kita lahir ke muka bumi ini, kita
pun mulai melihat sekeliling. Mata kita menangkap gambar seperti kamera dan
mengirimkannya ke otak yang akan memprosesnya seperti proses film di
laboratorium.
Melihat dan memahami gambar ini,
lanjut Albar yang pernah menyajikan makalah pada Konferensi Ilmu Kedokteran
Saudi ke-8 (30 Oktober-2 November 1983) bersama Prof. Keith Moore, Prof.
Simpson, Prof. Mohammad Thahir, Prof. Marshall Johnson, Prof. Persaud, Prof.
Salman, dan Syaikh Abdul Majid Zindani ini adalah aktivitas rumit otak yang
memakan waktu untuk menangkap dan memahaminya. Maka dari itu, bayi yang baru
lahir ia dapat melihat tetapi tidak dapat memahami gambar yang dilihatnya. Mata
kita tidak hanya menjadi jendela hati kita, tetapi juga jendela yang melaluinya
otak kita memperoleh pengetahuan.
Allah berfirman:
“Dan Allah
mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu
apapun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu
bersyukur.” (QS. An-Nahl: 78)
Itu baru perkara yang ada dalam diri kita. Kita juga diperintahkan oleh
Allah untuk memperhatikan alam semesta yang luas ini.
“Dan di bumi itu
terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang yakin. dan (juga)
pada dirimu sendiri, maka apakah kamu tiada memperhatikan?” (QS. Adz-Dzariyat: 20-21)
Penciptaan langit dan bumi, peredaran
planet dalam semesta raya, pergantian siang dan malam, itu harus kita
perhatikan, harus kita teliti. Bagaimana mungkin sang lebah bisa menghasilkan
madu yang lezat dan sarang yang yang luar biasa berbentuk heksagonal. Bagaimana
mungkin rapat bisa membuat sarang setinggi 5-6 meter yang di dalamnya terdapat
sistem yang canggih untuk memenuhi segala kebutuhannya yang tidak boleh terkena
sinar matahari. Di dalamnya ada ventilasi seperti rumah-rumah kita, ada ruang
larva, koridor-koridor, ladang pembuatan jamur khusus, pintu keluar darurat,
ruang untuk musim panas dan dingin. Kira-kira, dari manakah mereka belajar?
Tentu, itulah karunia Allah untuk mereka! Subhanallah!
Yang lebih menakjubkan lagi, kata
Harun Yahya (2001) dalam bukunya Keruntuhan Teori Evolusi, rayap yang
membangun sarang ajaib ini ternyata buta! Meskipun dia buta, tapi dia berhasil
mengerjakan proyek arsitektural yang berukuran lebih dari 300 kali ukuran
tubuhnya!
Pastinya masih banyak keajaiban alam
semesta ini yang belum kita ketahui yang menunggu kreativitas otak kita untuk
memperhatikannya, menelitinya dan membuat penemuan-penemuan mutakhir yang luar
biasa. []
No comments:
Post a Comment